PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
ilmu dan teknologi dan disertai dengan perkembangan social budaya yang
berlangsung dengan deras dewasa ini menyebabkan peranan guru menjadi meningkat
dari sebagai pengajar menjadi sebagai pembimbing. Begitu juga dengan kepala
sekolah yang memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seganap kegiatan
yang diprogramkan di sekolah, sehingga kegiatan pengajaran, pelatihan dan
bimbingan merupakan suatu kesatuan yang terpadu harmonis dan dinamis.
Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak lepas dari peranan
berbagai pihak di sekolah, selain guru pembimbing atau konselor sebagai
pelaksana utama penyelenggaraan BK juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru
mata pelajaran dan wali kelas.
B.
Rumusan
Masalah
1. Fungsi kepala sekolah yang utama dalam administrasi
bimbingan.
2. Tanggung
jawab pokok kepala sekolah dalam program bimbingan.
BAB
II
PERANAN
KEPALA SEKOLAH DALAM PROGRAM
BIMBINGAN
DAN KONSELING
1.
Fungsi
Kepala Sekolah Yang Utama Dalam Administrasi Bimbingan
Kepala
sekolah memegang peran penting dan menentukan, baik sebagai pimpinan sekolah,
maupun sebagai anggota Dewan Bimbingan. Dalam program Bimbingan Kepala Sekolah
mempunyai dua fungsi utama :
a.
Fungsinya
Dalam Organisasi Bimbingan
Bimbingan
itu dikorelasikan, didemonstrasikan kepada para guru pada kesempatan
pertemuan-pertemuan khusus dengan guru-guru (program pendidikan In-Service).
Guru khusus yang diserahkan tugas khusus sebagai penyuluh hendaknya diberi
waktu khusus untuk melaksanakan berbagai kegiatan penyuluhan.
b.
Fungsinya
Dalam Administrasi Bimbingan
Kepala
sekolah harus mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan perlengkapan yang
diperlukan, seperti mempersiapkan formulir-formulir catatan komulatif atau
daftar pribadi dan sebagainya.
2.
Tanggung
Jawab Pokok Kepala Sekolah Dalam Program Bimbingan
Kepala
sekolah mempunyai 5 (lima) tanggung jawab utama dalam program bimbingan di
sekolah, yaitu :
a. Ia
harus memimpin guru-guru dalam menambah pengetahuan mereka, terutama mengenai cara-cara
memahami tingkah laku murid. Ia memimpin guru-guru dalam meneliti keadaan
struktur kelompok murid-murid tertentu, persehabatan dan persaingan dalam
kelompok, luas dan keanekaragaman kelompok dalam hubungan dengan hal-hal seperti usia, jenis
kelamin, kemampuan scholistik, hasil belajar, pilihan-pilihan dalam bidang
rekreasi dan minat murid-murid.
Maka kepala sekolah
memberi kesempatan kapada guru-guru untuk menilai tiap murid dalam hal-hal
seperti :
1) Kesanggupan
Belajar
2) Penguasaan
Bahasa
3) Pertumbuhan
Fisiknya
4) Perkembangan
Perasaannya, dan sebagainya.
Tanpa
pengetahuan akan adanya perbedaan-perbedaan individual dan sifat-sifat
keseluruhan kelas, maka tidak mungkin dapat berlangsung usaha menilai seseorang
dalaam hubungan dengan kelompoknya.
Pertanyaan-pertanyaan
yang tercantum di bawah ini mungkin akan dapat memberi arah kepada guru-guru
dalam usahanya untuk mempelajari dan memahami kelompok sebagai suatu
keseluruhan dan hubungan tiap murid dengan kelompoknya.
1)
Bagaiman keadaan kelompok sebagai suatu
keseluruhan? Apakah semangat kelompok itu tinggi atau rendah?
2)
Siapakah pemimpin-pemimpinnya?
Bagaimanakah hubungan murid dengan pemimpin kelompoknya?
3)
Apakah yang sedang terjadi dalam
kelompok itu? Bagaimanakah peranan seorang murid dalam kegiatan atau dalam
proyek kelas?
4)
Siapakah teman-temannya yang disukai
oleh para murid dalam kelompoknya? Apakah ia menunjukkan sikap membantu atau
menentang dalam kelompoknya?
5)
Apakah murid tertentu mempunyai
kedudukan yang tepat dalam kelompoknya? Apakah ia menyukai teman-temannya dalam
kelompoknya atau tidak?
Guru
hendaknya mengadakan kontak dengan orang tua murid dan dengan orang-orang yang
banyak bergaul dengan murid itu, baik di dalam maupun di luar sekolah, seperti
dengan pemimpin pramuka, persatuan pelajar, pemimpin keagamaan, dan sebagainya.
b. Kepala
sekolah memperkenalkan kepada guru-guru cara-cara menolong murid mencapai
pertumbuhan dan perkembangannya yang baik. Tanggung jawab ini dapat disalurkan
melalui pelaksanaan program penataran di sekolah. Kepala sekolah menjelaskan
tujuan pendidikan yang fundamental, kebutuhan-kebutuhan pokok murid dan
perkembangan jiwanya.
Hilderth
dalam bukunya “Child Growth Through Education” merumuskan pendidikan itu
sebagai berikut :
“Untuk
memungkinkan tiap anak secara individual memanfaatkan sebaik-baiknya semua
kecakapannya, dan untuk memperoleh keterampilan-keterampilan yang diperlukannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ia dapat menjadi anggota masyarakat yang
aktif dan berguna”.
Bandingkan
dengan apa yang ingin dicapai oleh sekolah pembangunan, seperti yang dirumuskan
dalam pasal 1 SK Materi P dan K RI tanggal 21 September 1917, No. 0172/1917,
maka kita jumpai titik-titik persamaannya. Pasal tersebut mengemukakannya :
“............
membimbing anak didik menjadi warga negara pancasila yang berpribadi,
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, berdasarkan masyarakat dan mampu
membudayakan alam sekitarnya, serta daqpat menjadi manusia yang dapat
memperkembangkan diri sendiri secara optimal, sesuai dengan kecerdasan, bakat
dan minat masing-masing sehingga memiliki kepribadian yang seimbang dan berjiwa
mahakarya dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah
air”.
Jelaslah
bahwa tujuan pendidikan yang bersifat umum itu perlu dijabarkan atau diperinci
menjadi tujuan-tujuan yang lebih sederhana, kongkrit dan khusus. Beberapa
kebutuhan anak dalam hubungan dengan perkembangan pribadi dan sosialnya adalah
:
1)
Kecakapan untuk memecahkan
masalah-masalah yang dijumpainya sehari-hari.
2)
Kemampuan dan keterampilan yang akan
menjadikannya seorang warga negara yang cakap.
3)
Keterampilan untuk mengadakan evaluasi.
4)
Keterampilan dan kebiasaan
yangdiperlukan agar dapat hidup secara efisien dan sehat.
5)
Kemampuan untuk dapat berpikir secara
intelegen dan kritis.
6)
Sifat-sifat watak yang memungkinkannya
dapat hidup secara memuaskan.
7)
Kecakapan untuk mengadakan pertimbangan
dan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain.
c. Renacana
kepala sekolah mencakup penjelasan singkat mengenai arti, tujuan, dan
pentingnya program, cara-cara kerja dalam mengatur testing dan pengolahan serta
aplikasi hasil-hasil test tersebut.
Program
testing merupakan rencana sistematis untuk menyelenggarakan, menscore, dan
mengolah pengukuran-pengukuran kematangan mental, keterampilan, hasil belajar, pengetahuan,
minat, kepribadian serta kecakapan-kecakapan khusus. Hal ini berlangsung secara
continue dari tahun ke tahun.
v Adapun
tujuan program testing adalah :
1) Membantu
murid memahami kemajuan pendidikannya.
2) Membantu
guru memahami kemampuan dan kebutuhan muridnya dan membimbingnya dalam memilih
bahan-bahan dan cara-cara kerja yang tepat untuk dipergunakan dalam kelasnya.
3) Memberikan
bahan-bahan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan kelasnya sebagai suatu
keseluruhan.
4) Memperlengkap
orang tua murid dengan bahan-bahan informasi atau data yang akan membantu
mereka memahami kebutuhan anak-anaknya.
v Aspek-aspek
yang perlu diukur atau dinilai adalah :
1) Kecerdasan
untuk memberi pengukuran mengenai kemampuan scholastic atau belajar murid.
2) Hasil
belajar yang telah dicapai untuk mentest hasil belajar murid.
3) Kepribadian
untuk membantu menunjukkan sifat-sifat murid sebagai individu.
4) Pembawaan-pembawaan
untuk mengukur kegiatan-kegiatan dalam bidang seni, musik, pekerjaan tangan,
dan sebagainya.
d. Kepala
sekolah meng-organisir Dewan Bimbingan. Pelaksanaan program bimbingan di
sekolah akan baik sekali hasilnya dengan membentuk Dewan Bimbingan di bawah
pengawasan kepala sekolah. Dewan Bimbingan perlu memiliki kwalifikasi sebagai
berikut :
1)
Ia harus mempunyai pengetahuan dan
pengertian mengenai psikologi perkembangan, mental hygiene, test, dan
pengukuran.
2)
Ia harus memiliki rasa hormat, simpati,
dan pengertian terhadap anak sebagai individu.
3)
Ia harus mempunyai kepribadian yang
seimbang.
4)
Ia harus memiliki pandangan yang tajam
dalam mencatat kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah murid, yang terutama
berhubungan dengan gangguan penglihatan, pendengaran, sikap, dan emosinya.
5)
Ia harus seorang yang gembira dan
bersemangat.
Dewan
Bimbingan melaksanakan program yang telah disiapkan oleh kepala sekolah.
Anggota-anggotanya perlu terlatih dalam menggunakan test kelompok, teknik studi
kasus, catatan-catatan komulatif, dan anecdote dan sebagainya.
e. Kepala
harus mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan administrasi lainnya. Ia mengusahakan
melalui program penataran di sekolah dan usaha-usaha lainnya agar sejumlah guru
dapat terlatih sebagai penyuluh (conselor).
Agar
seluruh staff sekolah pada umumnya dapat mengenal dan memahami program
bimbingan sekolah, maka penting sekali program itu dijelaskan dan dinilai.
Kepala sekolah bertanggung jawab dalam menjelaskannya kepada staff sekolah,
orang tua murid dan masyarakat.
v Ada
4 jalan untuk menjelaskan program bimbingan itu, yaitu :
1)
Penjelasan kepada muridoleh murid. Ini
dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti :
a) Demonstrasi.
b) Pengumuman-pengumuman
melalui majalah sekolah.
c) Suatu
kegiatan yang disebut “Open House”, pada hari tertemtu sekolah sengaja dibuka
untuk memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar melalui dari dekat apa yang
telah, sedang dan akan berlangsung di sekolah itu.
d) Pemeran,
yang memamerkan hasil karya para murid.
e) Malam
kesenian bagi orang tua murid dan masyarakat.
2)
Penjelasan kepada staff sekolah oleh
staff sekolah. Hal ini dilaksanakan melalui :
a) Buletin
sekolah.
b) Pertemuan-pertemuan
dengan para penyuluh dan petugas-petugas lainnya.
c) Pertemuan
dengan para orang tua murid.
d) Partisipasi
dalam kelas-kelas pendidikan non-formal.
3)
Penjelasan kepada orang tua oleh orang
tua. Ini dapat berlangsung melalui :
a) Laporan
kepada orang tua.
b) Kunjungan-kunjungan
ke rumah orang tua.
c) Pertemuan-pertemuan
dalam masyarakat.
d) Kelas-kelas
pendidikan non-formal yang pesertanya terdiri dari orang tua muurid.
e) Penggunaan
alat-alat peraga (AVA = audio, visual, aids).
f) Partisipasi
guru dalam kehidupan sosial rakyat di masyarakat.
4)
Penjelasan kepada masyarakat oleh
masyarakat. Hal ini dilakukan melalui :
a) Pertemuan-pertemuan
kelompok dalam masyarakat, seperti : regu kerja bakti, kelompok kesenian, regu
PHB, dan sebagainya.
b) Kerjasama
dengan orang-orang terkemuuka dalam masyarakat.
c) Kunjungan
ke sekolah pada waktu-waktu tertentu, seperti apabila diselenggarakan : “Open
House”, pameran, kenaikan kelas, malam kesenian dan sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
Keberhasilan
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas dari peranan
berbagai pihak di sekolah. Selain guru pembimbing atau konselor sebagai
pelaksana utama, Bimbingan dan Konseling di sekolah, juga perlu melibatkan
kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas. Kepala sekolah sebagai
penanggung jawab dalam pelaksanaan BK di sekolah perlu mengetahui dan memeriksa
semua kegiatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru
pembimbing. Kegiatan guru pembimbing yang perlu diketahui oleh kepala sekolah
diantaranya:melaporkan kegiatan bimbingan dan konseling sebulan sekali, dan
laporan tentang kelengkapan data.